KOMPAS.com- Peneliti menemukan fosil kerangka berusia 2 juta tahun di kedalaman gua di Afrika Selatan.
Tengkorak berjenis kelamin pria itu menurut peneliti merupakan milik kerabat manusia yang telah punah, dikenal sebagai Paranthropus robustus.
Seperti dikutip dari IFL Science, Rabu (25/11/2020) fosil manusia purba yang hidup di sekitar ujung Afrika sekitar 2 juta tahun lalu itu adalah fosil spesies Paranthropus robustus dengan kondisi paling baik yang pernah ditemukan.
Rangka pertama kali ditemukan pada tahun 2018 oleh para peneliti dari Departemen Arkeologi Universitas La Trobe, Australia selama penggalian di Drimolen Main Quarry di utara Johannesburg, Afrika Selatan.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Ecology & Evolution ini merupakan temuan penting bagi ilmu pengetahuan.
Pasalnya, peneliti akhirnya dapat memberikan wawasan baru mengenai spesies manusia purba misterius itu.
Seperti misalnya, peneliti menyebut jika fosil Paranthropus robustus ternyata hidup pada waktu yang sama dengan nenek moyang langsung manusia, yakni Homo erectus.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua spesies tersebut berbagi lanskap dan waktu yang sama pula sekitar 2 juta tahun yang lalu.
“Dua spesies yang sangat berbeda ini, Homo erectus dengan otak relatif besar dan gigi kecil sedangkan P.robustus dengan gigi yang relatif besar dan otak kecil, mewakili eksperimen evolusi yang berbeda,” ungkap Angeline Leece, penulis utama studi.
Tak hanya itu saja. Tim peneliti juga berpendapat jika ada perubahan anatomi Paranthropus robustus yang disebabkan oleh perubahan iklim lokal di Afrika.
Saat wilayah tersebut menjadi makin kering, makanan menjadi makin langka, dan akhirnya memaksa Paranthropus robustus untuk memakan vegetasi yang lebih keras.
Mereka mengembangkan adaptasi mengunyah sebagai respon terhadap perubahan lingkungan.
Peneliti pun menyebut kejadian tersebut merupakan contoh langka dari evolusi mikro dalam garis keturunan manusia.
“P.robustus luar biasa karena memiliki sejumlah fitur di tengkorak, rahang, dan gigi yang menunjukkan bahwa ia beradaptasi untuk makan makanan yang terdiri dari makanan yang sangat keras,” jelas David Strait, profesor antropologi di Universitas Washington.
Sayangnya, meski berhasil bertahan hidup dengan makanan yang sulit, serta beradaptasi dengan lingkungan Afrika yang berubah, namun kerabat manusia ini tetap tak dapat bertahan hidup dan harus punah.
#Masih #Sepupu #Manusia #Ditemukan #Kerangka #Manusia #Purba #Berusia #Juta #Tahun
Klik disini untuk lihat artikel asli